Pada akhir tahun 1960-an, pak M. Burhan membuat kreasi ensemble Arumba, dan seiring dengan itu memodifikasi cara memainkan musik angklung klasik. Apa saja yang berubah ?
Musik Paduan Angklung
Sekitar tahun 1980-an, berdirilah Kelompok Paduan Angklung (KPA) di SMA Negeri 3 Bandung yang dipelopori oleh Djoko Nugroho, kemudian disusul adik-adik kelasnya seperti Budi Supardiman dan Asep Suhada. Mereka ingin membawakan lagu-lagu pop Indonesia maupun barat masa itu dengan angklung. Untuk itu ditulislah aransemen angklung yang menekankan prinsip paduan suara.
Musik Angklung Klasik
Musik angklung klasik, dimaksudkan sebagai musik angklung padaeng yang asli dikembangkan oleh Pak Daeng Soetigna dengan berbasis musik klasik barat. Lagu-lagu yang populer diaransemen dengan gaya ini antara lain Blue Danube, Donau Welen, Colonel Bogey March. Di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Pak Daeng banyak mengaransemen lagu-lagu nasional agar cocok dimainkan dengan angklung.
Musik Angklung Ritmis
Di Banten dan Sunda, masih dapat ditemui berbagai angklung leluhur yang digunakan untuk upacara adat, seperti Dog-dog lojor, Budud, Badeng, dan Buncis. Semua jenis angklung leluhur ini memakai tangga nada pentatonis, dan umumnya dimainkan secara ritmis.
Musik Angklung
Setiap alat musik punya karakter unik yang membuatnya cocok untuk membawakan jenis musik tertentu. Misalnya saja suara biola cenderung panjang dan dapat berubah nada dengan mulus (legato), sementara suara piano pendek dan nadanya tegas. Untuk angklung, karakter suaranya sangat unik karena fitrahnya sebagai alat musih getar (rattled idiophones). Suara ketukan bambunya memberi kesan perkusif, seperti gambang atau xylophone, namun panjang (sustain) karena terus bergetar. Ditambah lagi dengan tabung resonansi yang terpadu, akan terdengar juga suara mengaung seperti organ. Dengan kekayaan suara tersebut, angklung dapat diaransemen untuk berbagai genre dari klasik sampai koplo, maupun daerah dari Sunda sampai Belanda.
Jogjakarta – Wisuda Online ITB 2021
Jaman pandemi covid …. semua orang harus berlindung. Di ITB, acara wisuda hanya diadakan secara online. Untuk menghibur wisudawan yang kangen pada kampusnya, para dosen dan karyawan manggung mendadak. Lagu: Jogjakarta Pencipta: KLa Project Aransemen Angklung : Asep Suhada Konduktor: KlungMaestro
Mars Angklung
Lagu “Mars Angklung” diciptakan oleh pak Daeng Soetigna. Berikut adalah scan partitur lagu tersebut yang sempat didapat dari arsip lama AWI (Angklung Web Institute), walau tak ada keterangan siapa yang menuliskannya.
Angklung (Robot) Masuk Museum UNESCO
Pada tahun 2010, UNESCO telah menetapkan Angklung sebagai warisan budaya tak benda (intangible heritage) dari Indonesia. Dalam rangka memperingati momen bersejarah tersebut, Delegasi Tetap RI untuk UNESCO di Paris, Prancis menyumbangkan empat karya seni berupa miniatur Candi Prambanan, replika ukiran Kapal Samudraraksa dari Candi Borobudur, replika tengkorak kepala manusia purba Sangiran, dan Angklung Robot (Klungbot)….
Arumba
Pada akhir tahun 1960-an, seorang pemuda di Cirebon bernama Mohammad Burhan berkreasi membuat berbagai alat musik bambu yang kemudian dipadukan dengan angklung. Hasil kreasi itu kemudian dikenal sebagai ensemble arumba (alunan rumpun bambu).
Angklung Padaeng
Angklung padaeng adalah sistem angklung dengan tangga nada diatonis yang dicetuskan oleh Daeng Soetigna pada tahun 1938. Secara umum, ada dua jenis angklung yaitu angklung melodi dan angklung akompanimen.