Musik adalah alunan suara, berupa nada dan diam, yang diciptakan oleh manusia sehingga terdengar merdu dan mampu menghayutkan perasaan. Unsur-unsur dasar suatu musik adalah:
- Melodi: urutan nada yang membentuk lagu, dimana nada adalah tinggi rendahnya frekuensi suara (dalam satuan Hertz).
- Harmoni: gabungan dari beberapa nada yang dimainkan bersamaan.
- Timbre: paduan nada utama dan nada atasnya (spektrum frekuensi suara).
- Ritme: panjang pendeknya lantunan suara yang berulang secara teratur (dalam satuan detik atau ketuk/menit).
- Dinamik: keras lembutnya suara (dalam satuan dB).
1. Tangga Nada
Tangga nada adalah sekumpulan nada-nada yang berurut dengan interval tertentu, dan dapat digunakan untuk membentuk melodi dan harmoni pada suatu musik. Ada banyak tangga nada yang telah diciptakan manusia, dan secara umum diklasifikasikan menjadi:
- Tangga nada pentatonik, hanya terdiri dari lima nada dalam satu oktaf. Musik tradisionil di Indonesia umumnya memakai tangga nada pentatonis, yang dapat dibedakan lagi menjadi :
- Slendro
- Pelog
- Tangga nada diatonik, adalah tangga nada yang terdiri atas 12 nada dalam 1 oktaf yang dibagi menjadi:
- Nada penuh
- Nada kromatis
Secara sains, dapat dijelaskan bahwa tinggi nada ditentukan oleh frekuensi gelombang suara. Dalam hal ini, tangga nada diatonis telah memiliki definisi frekuensi yang mapan sehingga musik internasional menjadikannya sebagai standar. Konsep dasar pertama tangga nada diatonis adalah adalah oktaf yang artinya frekuensi suara berlipat dua. Selanjutnya jarak frekuensi dalam satu oktaf dibagi menjadi 12 nada, dengan perbandingan frekuensi secara tetap. Karena itu rumusan perbandingan frekuensi antar dua nada berturutan adalah:
-
fn+1 / fn = 1,0595
dimana: fn = frekuensi nada ke-n
Ke dua belas nada ini kemudian dibedakan menjadi 7 nada penuh dan 5 nada kromatis dengan nama dan rasio tinggi nada seperti Tabel berikut:
Nada kromatis |
C# |
D# |
F# |
G# |
A# |
||||||||
Nada penuh |
C |
D |
E |
F |
G |
A |
B |
C’ |
|||||
Rasio terhadap C |
1 |
1.06 |
1.12 |
1.19 |
1.26 |
1.36 |
1.42 |
1.49 |
1.59 |
1.68 |
1.78 |
1.88 |
2 |
Untuk memudahkan jarak antar setiap nada tersebut disebut ½. Dengan demikian jarak antar nada penuh yang diselingi nada kromatis dinyatakan sebagai 1 (antar C-D, D-E, F-G, G-A, dan A-B) sementara yang tidak diselingi menjadi ½ (antar E-F dan B-C’).
Selanjutnya sains juga mengungkap bahwa manusia mampu mendengar suara pada rentang frekuensi 20 Hz – 20KHz. Untuk mencakup rentang frekuensi itu, tangga nada diatonis memiliki 11 oktaf (bernomor 0 – 10), dan sebagai patokan ditetapkan nada tengah A4 dengan frekuensi 440 Hz.
2. Harmoni
Bagi telinga manusia, ternyata ada nada-nada yang terdengar merdu jika berbunyi bersamaan dan disebut konsonan, sementara yang tidak cocok disebut dissonan. Pemusik menemukan bahwa ada perbandingan jarak yang tetap antar nada-nada suatu konsonan. Kelompok nada dengan jarak tertentu yang menjadi konsonan disebut akord. Ada berbagai akord, dimana yang paling umum diberikan pada Tabel berikut.
No |
Akord |
Jarak nada antar nada |
Contoh Nama |
Kombinasi nada |
||
1 ke 2 |
2 ke 3 |
3 ke 4 |
||||
1 |
Mayor |
2 |
1½ |
– |
C |
C E G |
2 |
Minor |
1½ |
2 |
– |
Cm |
C D# G |
3 |
Mayor Septim |
2 |
1½ |
1½ |
C7 |
C E G A# |
4 |
Diminished |
1½ |
2 |
1 |
Cdim |
C D# G A |
3 Timbre
Timbre adalah kualitas yang membuat suatu suara terdengar khas. Sebagai contoh, manusia dapat membedakan suara gitar dibanding piano atau gendang dibanding drum karena fenomena timbre ini. Secara sains, ada banyak hal yang menentukan timbre, dimana yang paling dominan adalah spektrum frekuensi dan sampul suara.
Spektrum frekuensi menggambarkan sebaran kekuatan gelombang elementer suatu suara. Gelombang elementer dengan frekuensi paling rendah, disebut frekuensi dasar, menentukan nada suara tersebut. Sementara itu gelombang berfrekuensi lebih tinggi (overtone), memberi warna suara yang khas tersebut. Faktor lainnya adalah sampul suara yang menggambarkan dinamika amplitudo gelombang terhadap waktu. Untuk itu dalam ilmu musik dikenal adanya:
- Waktu serang (attack time), adalah lama dari konsisi diam hingga suara mencapai puncak kekuatannya.
- Waktu tahan (sustain time), adalah lama suara berbunyi dengan kekuatan yang relatif tetap.
- Waktu luruh (decay time), adalah waktu dari kondisi kondisi berbunyi hingga menjadi diam.
Suatu berkah bahwa telinga dan otak manusia mampu membedakan timbre setiap sumber suara termasuk vokal dan berbagai instrumen. Hal inilah yang memungkinkan manusia menikmati paduan suara, ensemble maupun orkestra.
4 Ritme
Ritme adalah unsur musik berupa pola pengulangan ketukan dalam durasi waktu tertentu, serta penekanan pada ketukan tertentu. Saat terbawa ritme, manusia akan cenderung bergerak mengikutinya sehingga musik dapat menjadi sinkronisasi gerakan, misalnya dalam menari atau berbaris. Komponen utama dalam ritme adalah:
- Beat (Ketukan): Denyut dasar dalam musik yang memberikan fondasi waktu.
- Tempo: Kecepatan atau lambatnya ketukan dalam sebuah musik, biasanya diukur dalam BPM (Beats Per Minute).
- Meter: Pengelompokan ketukan dalam satuan yang berulang, sering disebut sebagai birama (misalnya, 4/4, 3/4).
- Durasi: Lamanya setiap nada atau keheningan dimainkan.
- Aksen: Penekanan pada ketukan tertentu yang memberikan variasi dalam pola ritme.
5 Dinamik
Dinamik adalah unsur musik yang merujuk pada variasi kekuatan atau volume suara yang dimainkan. Dinamik menentukan seberapa keras atau lembut sebuah nada atau bagian dari komposisi musik tersebut, misalnya:
- Pianissimo (pp): Sangat lembut.
- Piano (p): Lembut.
- Mezzo Piano (mp): Cukup lembut.
- Mezzo Forte (mf): Cukup keras.
- Forte (f): Keras.
- Fortissimo (ff): Sangat keras.
Dinamik juga bisa menentukan perubahan volume suara, misalnya:
- Crescendo (cresc.): Secara bertahap semakin keras.
- Decrescendo (decresc.) atau Diminuendo (dim.): Secara bertahap semakin lembut.
6. Notasi Musik
Notasi musik adalah tata cara menuliskan lagu pada suatu partitur yang jika dibaca lalu dimainkan oleh pemusik maka lagu tertulis dapat direproduksi dengan benar. Di dunia musik barat, notasi yang luas dipakai adalah notasi not balok (score). Sementara itu di Indonesia, India dan Cina, notasi yang lebih umum adalah not angka (chiper notation). Keduanya dapat dituliskan dalam satu partitur seperti contoh Gambar.
Secara umum, perbedaan tata penulisan not balok dan not angka diberikan pada Tabel berikut
Aspek |
Not balok |
Not angka |
---|---|---|
Rangkaian nada |
Ditulis pada balok dari kiri ke kanan |
Ditulis pada baris dari kiri ke kanan |
Simbol nada |
Simbol ♩ dll. |
Memakai angka 1-7 |
Simbol diam |
Simbol dll. |
Angka 0 |
Tinggi nada |
Mutlak, berdasar posisi not pada balok |
Relatif, berdasar angkanya dan kunci nada dasar |
Mengubah tinggi nada |
Menambah simbol ♯ atau ♭ pada garis di balok |
Mencoret angka dengan garis miring / atau \ |
Mengubah tinggi oktaf |
Dengan balok baru, simbol berbeda |
Menambah titik di atas atau bawah angka |
Akord |
Beberapa simbol nada ditulis serempak pada balok |
Huruf nama akord ditulis diatas baris nada |
Sumber tulisan:
- Eko M. Budi, PENGEMBANGAN ROBOT ANGKLUNG DENGAN REKAYASA SISTEM TEKNO-SOSIAL, Desertasi Teknik Fisika ITB, 2014
- Microsoft copilot