Oleh: Asep Suhada
Tim Angklung atau Tim Paduan Angklung adalah gabungan pemain-pemain yang memainkan lagu dengan alat musik angklung. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membentuk sebuat tim angklung :
A. Langkah Awal
- Maksud dan Tujuan Pembentukan Tim Angklung
- Pendidikan
- Hiburan / refreshing
- Profesional
- Pemain
- Usia / Pendidikan Pemain
- Jumlah Pemain
- Kemampuan / bakat para pemain
- Alat Musik dan Pendukungnya
- Ruang Latihan dan Ruang Penyimpanan Alat
- Angklung
- Alat musik pendukung (bass, gambang, perkusi, dll)
B. Persiapan
- Jadwal latihan
- Paling sedikit latihan 1 minggu sekali, dan dapat ditambah bila ada target penampilan.
- Ruang latihan yang nyaman
- Cukup besar menampung jumlah pemain, tapi jangan terlalu besar, sehingga suara yang dihasilkan terasa padu dan jelas terdengar.
- Penerangan yang cukup
- Lebih baik jika ada papan tulis, kursi dan peralatan pendukung lainnya.
- Pemain (jumlah, tingkat kemampuan)
- Jumlah tim angklung yang ideal antara 25 – 50 orang
- Kemampuan pemain merata, kalau terlalu jauh kemampuannya sebaiknya dibuat tim baru dengan kemampuan yang setara.
- Ada pemain yang mampu memainkan alat musik pendukung atau menjadi penyanyi.
- Angklung dan alat musik pendukung
- Angklung disesuaikan dengan kemampuan pemain :
- Siswa TK : angklung yang digunakan hanya 1 oktaf (do – do tinggi) , atau bisa ditambah dengan 5 rendah, 6 rendah, 7 rendah, 2 tinggi dan 3 tinggi, tanpa nada sisipan. Ukuran angklung sebaiknya kecil dan diberi “topi”. Alat musik pendukung biasanya dimainkan oleh guru, misalnya bass, akompanyemen, gitar, keyboard, gambang, dll.
- Siswa SD : untuk kelas 1 dan 2 angklung yang digunakan antara 5 rendah sampai 3 tinggi, boleh ditambah nada sisipan. Alat musik pendukung dimainkan oleh guru, misalnya bass, akompanyemen, gitar, keyboard, gambang, dll.
- Siswa SD kelas 3 ke atas bisa memakai unit angklung lengkap. Alat musik pendukung bisa dimainkan oleh guru, atau bisa juga siswa mulai dikenalkan dengan alat musik pengiring, misalnya akompanyemen, bas pukul atau string bas (kelas 5/6), cymbals, gambang, dll.
- Siswa SMP, SMA, dan tim lain : unit angklung lengkap. Alat musik pendukung sudah dimainkan seluruhnya oleh siswa. Alat musik yang digunakan adalah alat musik yang sesuai dengan angklung, misalnya akompanyemen, bas pukul atau string bas, cymbals, gambang, dll.
- Bila diperlukan dapat ditambah beberapa alat musik pendukung, misalnya kendang, jimbe, kazon, marakas, atau alat musik lain. Namun sebaiknya alat musik yang dipakai merupakan alat musik akustik / non elektrik.
- Angklung disesuaikan dengan kemampuan pemain :
- Lagu yang akan dimainkan
- Lagu disesuaikan dengan kemampuan atau usia pemain dan target pentas / penampilan.
- Untuk pemula sebaiknya diperkenalkan lagu yang memiliki tempo sedang dan melodi utama yang tidak terlalu sulit. Lebih baik jika lagu yang dimainkan telah dikenal, sehingga mempermudah proses latihan.
- Partitur besar lagu yang dimainkan sebaiknya berukuran cukup memadai dan tulisannya jelas, sehingga mudah dibaca oleh semua pemain. Selain itu juga dapat dibuatkan partitur kecil, sehingga dapat dibawa pulang dan dipelajari oleh setiap pemain.
C. Proses Latihan
- Pembagian Angklung / distribusi angklung.
- Angklung terbagi secara merata dan proporsional.
- Setiap pemain mendapat angklung dan memainkannya dengan secara merata.
- Pemain terhindar dari angklung yang dimainkan secara bersamaan atau terlampau dekat / bentrok
- Angklung yang dibagikan disesuaikan dengan postur tubuh pemain.
- Pembagian peran pemegang alat musik pendukung.
- Durasi latihan yang disesuaikan dengan kondisi pemain.
- Siswa TK : 30 – 45 mnt.
- Siswa SD : sekitar 1 jam.
- Siswa SMP dan SMA : sekitar 1,5 jam atau maksimal 2 jam.
- Kelas karyawan atau tim refreshing : sekitar 1,5 jam
- Pemain profesional atau bila sudah mendekati pementasan : bisa lebih dari 2 jam, dengan ada waktu istirahat
- Cara memegang, membunyikan dan memainkan angklung dan alat musik pendukung harus sesuai dengan partitur dan jiwa lagu.
D. Penampilan / Pementasan
Pementasan ini diperlukan agar pemain merasakan bahwa latihan yang telah dilaksanakan tidak sia-sia. Pementasan ini juga dapat dipakai sebagai sarana evaluasi latihan yang telah dilakukan. Beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi pementasan :
- Pilih lagu yang sesuai dengan acara yang diikuti. Sebaiknya lagu-lagu yang dimainkan sesuai dengan minat penonton serta cukup beragam jenis dan temponya agar tidak monoton atau membosankan.
- Siapkan tim angklung dan semua alat musiknya. Jumlah pemain dan jenis alat musik pendukung harus disesuaikan dengan besar panggung dan jumlah penonton.
- Pilih konduktor yang menguasai lagu dan mampu berkomunikasi dengan pemain.
- Bila dibutuhkan dapat ditambah dengan penyanyi. Pilihlah penyanyi yang sesuai dengan jiwa lagu dan pernah berlatih dengan tim angklung.
- Pengaturan urutan lagu. Sebaiknya lagu-lagu yang dipilih dapat dimainkan dengan urutan yang tepat, sehingga dapat mencapai puncak pada akhir pementasan.
- Pakailah kostum yang sesuai dengan tema acara dan lagu yang dibawakan, namun jangan sampai mengganggu gerakan tangan saat menggetarkan angklung.
- Atur barisan disesuaikan dengan panggung agar tiap pemain dapat bermain dengan nyaman dan tidak berdesak-desakan.
- Apabila ada sound system / sistem pengeras suara, aturlah agar suara yang masuk mewakili semua pemain, jangan sampai mike hanya terarah pada sebagian pemain / angklung, sehingga suaranya dapat merata. Siapkan juga sound system untuk alat-alat pengiring, seperti bass dan akompanyemen.
E. Evaluasi
Evaluasi diperlukan agar kita dapat memperbaiki kualitas tim angklung kita. Evaluasi dapat dilakukan pada saat-saat tertentu, misalnya setelah pementasan, atau dapat juga dilakukan setiap saat, misalnya setiap selesai latihan angklung. Dengan evaluasi ini, kita dapat mengetahui kekurangan yang masih kita miliki sehingga dapat diperbaiki / ditingkatkan pada masa berikutnya.